Pages

Kamis, 28 April 2016

KELOMPOK KERJA DALAM SUATU ORGANISASI

1.     Pengertian Kelompok dan Kelompok Kerja
A.    Kelompok
            Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok juga dapat dikatakan sebagai Kumpulan dua orang atau lebih yang saling  berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu yang dipahami bersama. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
            Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
a.     Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
1)    Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok, aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
2)    Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
3)    Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

b.     Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1)    Ukuran kelompok
Ukuran kelompok menentukan perilaku keseluruhan dari suatu kelompok. Kelompok berukuran kecil lebih cepat menyelesaikan tugas ketimbang kelompok yang besar. Jika suatu kelompok terlibat dalam penyelesaian masalah, maka kelompok yang lebih besar secara konsisten cenderung menyeleaikannya secara lebih ketimbang kelompok yang lebih kecil. Karena kelompok yang besar
memperoleh masukan-masukan berbeda dan variatif yang lebih banyak.
2)    Jaringan komunikasi
Jaringan komunikasi adalah sistem jalur komunikasi yang menghubungkan pengirim dan penerima menjadi organisasi sosial yang berfungsi. Jaringan ini mempengaruhi perilaku individu yang bekerja didalamnya, dan posisi yang ditempati individu dalam jaringan memainkan peran kunci dalam menentukan perilaku mereka dan perilaku orang-orang yang mereka pengaruhi. Dengan demikian kelompok kerja akan menjadi efektif.
3)    Kohesi kelompok
Kohesi kelompok merupakan perasaan bersama-sama dalam kelompok dan merupakan kekuatan yang memelihara dan menjaga anggota dalam kelompok. Menurut Hartinah (2009:72), kohesi kelompok adalah sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.
4)    Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seseorang yang memimpin suatu organisasi atau institusi. Pemimpin adalah orang yang mampu menggerakkan pengikutnya, artinya pemimpin tidak berdiri dan bekerja sendiri, tetapi membutuhkan hal-hal lain yang masuk dalam komponen kepemimpinan.

B.    Kelompok Kerja

Kelompok dan Tim adalah dua konsep yang berbeda. Kelompok (group) didefinisikan sebagi dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi, untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing. Atau dapat juga dikatakan Kelompok Kerja adalah kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat didalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya kinerja mereka sekedar kumpulan konstribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu Tim kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.
a.     Karakteristik Kelompok 
Adanya karakteristik yang berbeda dari setiap orang. Adanya interaksi diantara kumpulan orang tersebut. Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.
b.     Kelompok Kerja Formal
Kelompok Kerja Formal adalah kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara resmi oleh manajer dimana kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan
yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. 
Bentuk Kelompok Kerja Formal:
1)     Kelompok kerja langsung
2)     Kepanitian
3)     Kelompok kerja temporal atau khusus
c.      Kelompok Kerja Informal
Kelompok Kerja Informal adalah Kelompok kerja disusun atau tersusun dengan sendirinya ketika beberapa anggota dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak terkait langsung dengan rencana-rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi.
d.     Norma dalam Kelompok Kerja
Norma adalah sesuatu yang diterima dan disepakati oleh kelompok sebagai aturan yang mengontrol perilaku dan tindakan mereka.
e.     Solidaritas dan Integritas dalam Kelompok Kerja
Pengertian Solidaritas dan Integritas adalah tingkat kekompakan dan rasa memiliki, serta pandangan positif para anggota kelompok terhadap kelompok mereka sendiri.
Membentuk Solidaritas dan Integritas dengan cara:
1)     Memperkenalkan kompetisi atau persaingan antar kelompok kerja dalam pengertian positif 
2)     Meningkatkan tingkat interaksi antar anggota dalam kelompok kerja
3)     Mengangkat isu bersama berupa tujuan atau target-target yang harus dicapai bersama
f.       Konflik dalam Kelompok Kerja
Ada bermacam-macam konflik yang timbul dalam sebuah organisasi, diantaranya adalah:
1)     Konflik antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi
2)     Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi
3)     Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
4)     Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
5)     Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.
g.     Sumber Konflik 
Sumber konflik dapat berasal dari beberapa faktor diantaranya:
1)     Faktor komunikasi
2)     Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi
3)     Faktor yang bersifat personal.

4)     Faktor lingkungan 

Tidak ada komentar: