Pages

Kamis, 28 April 2016

KELOMPOK KERJA DALAM SUATU ORGANISASI

1.     Pengertian Kelompok dan Kelompok Kerja
A.    Kelompok
            Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok juga dapat dikatakan sebagai Kumpulan dua orang atau lebih yang saling  berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu yang dipahami bersama. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
            Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
a.     Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
1)    Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok, aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
2)    Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
3)    Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

b.     Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1)    Ukuran kelompok
Ukuran kelompok menentukan perilaku keseluruhan dari suatu kelompok. Kelompok berukuran kecil lebih cepat menyelesaikan tugas ketimbang kelompok yang besar. Jika suatu kelompok terlibat dalam penyelesaian masalah, maka kelompok yang lebih besar secara konsisten cenderung menyeleaikannya secara lebih ketimbang kelompok yang lebih kecil. Karena kelompok yang besar
memperoleh masukan-masukan berbeda dan variatif yang lebih banyak.
2)    Jaringan komunikasi
Jaringan komunikasi adalah sistem jalur komunikasi yang menghubungkan pengirim dan penerima menjadi organisasi sosial yang berfungsi. Jaringan ini mempengaruhi perilaku individu yang bekerja didalamnya, dan posisi yang ditempati individu dalam jaringan memainkan peran kunci dalam menentukan perilaku mereka dan perilaku orang-orang yang mereka pengaruhi. Dengan demikian kelompok kerja akan menjadi efektif.
3)    Kohesi kelompok
Kohesi kelompok merupakan perasaan bersama-sama dalam kelompok dan merupakan kekuatan yang memelihara dan menjaga anggota dalam kelompok. Menurut Hartinah (2009:72), kohesi kelompok adalah sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.
4)    Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seseorang yang memimpin suatu organisasi atau institusi. Pemimpin adalah orang yang mampu menggerakkan pengikutnya, artinya pemimpin tidak berdiri dan bekerja sendiri, tetapi membutuhkan hal-hal lain yang masuk dalam komponen kepemimpinan.

B.    Kelompok Kerja

Kelompok dan Tim adalah dua konsep yang berbeda. Kelompok (group) didefinisikan sebagi dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi, untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing. Atau dapat juga dikatakan Kelompok Kerja adalah kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat didalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya kinerja mereka sekedar kumpulan konstribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu Tim kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.
a.     Karakteristik Kelompok 
Adanya karakteristik yang berbeda dari setiap orang. Adanya interaksi diantara kumpulan orang tersebut. Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.
b.     Kelompok Kerja Formal
Kelompok Kerja Formal adalah kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara resmi oleh manajer dimana kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan
yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. 
Bentuk Kelompok Kerja Formal:
1)     Kelompok kerja langsung
2)     Kepanitian
3)     Kelompok kerja temporal atau khusus
c.      Kelompok Kerja Informal
Kelompok Kerja Informal adalah Kelompok kerja disusun atau tersusun dengan sendirinya ketika beberapa anggota dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak terkait langsung dengan rencana-rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi.
d.     Norma dalam Kelompok Kerja
Norma adalah sesuatu yang diterima dan disepakati oleh kelompok sebagai aturan yang mengontrol perilaku dan tindakan mereka.
e.     Solidaritas dan Integritas dalam Kelompok Kerja
Pengertian Solidaritas dan Integritas adalah tingkat kekompakan dan rasa memiliki, serta pandangan positif para anggota kelompok terhadap kelompok mereka sendiri.
Membentuk Solidaritas dan Integritas dengan cara:
1)     Memperkenalkan kompetisi atau persaingan antar kelompok kerja dalam pengertian positif 
2)     Meningkatkan tingkat interaksi antar anggota dalam kelompok kerja
3)     Mengangkat isu bersama berupa tujuan atau target-target yang harus dicapai bersama
f.       Konflik dalam Kelompok Kerja
Ada bermacam-macam konflik yang timbul dalam sebuah organisasi, diantaranya adalah:
1)     Konflik antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi
2)     Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi
3)     Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
4)     Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
5)     Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.
g.     Sumber Konflik 
Sumber konflik dapat berasal dari beberapa faktor diantaranya:
1)     Faktor komunikasi
2)     Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi
3)     Faktor yang bersifat personal.

4)     Faktor lingkungan 

MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN PERTEMUAN

D
alam dunia perkantoran, salah satu tugas sekretaris adalah mempersiapkan dan melayani pertemuan-pertemuan atau  rapat-rapat yang akan diselenggarakan oleh pimpinannya, baik dalam hal keperluan pertemuan/rapat maupun dalam jamuan kepada para tamunya (peserta rapat). Pimpinan mengharapkan sekretarisnya dapat mengurus mulai dari persiapan, termasuk juga mengawasi perlengkapan-perlengkapan hingga menentukan macam jamuan makan atau menu makanan. Pada umumnya rapat dilaksanakan untuk membicarakan suatu hal yang memerlukan pemecahan. Dibawah ini beberapa pengertian rapat, yaitu sebagai berikut:
a.     Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, rapat adalah pertemuan (kumpulan) untuk membicarakan sesuatu, siding, majelis.
b.     Rapat merupakan komunikasi kelompok secara resmi
c.      Rapat merupakan musyawarah kelompok untuk mufakat
d.     Rapat merupakan media komunikasi kelompok yang  bersifat tatap muka
e.     Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rapat adalah suatu pertemuan antar anggota organisasi/perusahaan yang bertujuan untuk merundingkan/memecahkan masalah yang menyangkut kepentingan organisasi/perusahaan.

1.     Fungsi Rapat
Fungsi penyelenggaraan suatu rapat, yaitu sebagai berikut:
  1. Untuk memecahkan masalah
  2. Untuk menyampaikan informasi
  3. Sebagai forum demokrasi, diharapkan peserta rapat berpartisipasi pada masalah-masalah yang dikemukakan
  4. Sebagai alat koordinasi yang baik antara peserta rapat (karyawan) dengan perusahaan/organisasi
  5. Sebagai sarana bernegosiasi

2.     Jenis-Jenis Rapat
Jenis-jenis rapat dapat dibedakan berdasarkan segi peninjauannya, yaitu sebagai berikut:
a.     Menurut Tujuannya, rapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1)     Rapat Penjelasan, yaitu rapat yang dilaksanakan untuk memberikan penjelasan kepada para peserta rapat. Dalam rapat penjelasan, seorang pemimpin rapat memberikan penjelasan kepada para peserta rapat. Peserta rapat tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pimpinan rapat tetapi juga diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
2)     Rapat Pemecahan Masalah, yaitu rapat yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Pada rapat pemecahan masalah, peran peserta rapat sangat besar untuk memberikan masukan berupa saran atau pendapat yang akan disimpulkan bersama. Hasil kesimpulan yang telah disepakati bersama merupakan jalan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
3)     Rapat Perundingan, yaitu rapat yang dilakukan untuk merundingkan suatu perselisihan atau mencari jalan tengah agar tidak merugikan kedua belah pihak.
b.     Menurut Sifatnya, rapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1)     Rapat Resmi (Formal Meeting), yaitu rapat yang diselenggarakan untuk membahas masalah-masalah yang sangat penting dan berlaku peraturan keprotokolan yang mengatur kelancaran jalannya rapat. Peserta rapat formal akan mendapat pemberitahuan terlebih dahulu melalui surat undangan yang biasanya dilengkapi dengan agenda rapat.
2)     Rapat Tidak Resmi (Informal Meeting), yaitu rapat yang diadakan tidak berdasarkan perencanaan yang formal. Rapat ini tidak memerlukan persiapan istimewa dan biasanya dijadikan untuk mendiskusikan suatu hal yang terjadi secara tiba-tiba dan harus diselesaikan segera. Para peserta rapat umumnya mendapat pemberitahuan secara langsung.
3)     Rapat Terbuka, yaitu rapat yang dapat dihadiri oleh semua anggota dan materi yang dibahas tidak merupakan masalah yang bersifat rahasia.
4)     Rapat Tertutup, yaitu rapat yang dihadiri oleh peserta rapat tertentu saja dan masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah yang masih bersifat rahasia.
c.      Menurut Jangka Waktunya, rapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1)     Rapat Mingguan, yaitu rapat yang diadakan seminggu sekali dan biasanya membahas masalah-masalah yang bersifat rutin.
2)     Rapat Bulanan, yaitu rapat yang diadalan setiap bulan sekali dan membahas masalah-masalah yang terjadi selama sebulan yang lalu.
3)     Rapat Semesteran, yaitu rapat yang diadakan setiap enam bulan sekali yang membahas masalah-masalah yang terjadi selama enam bulan yang lalu, dan program-program selanjutnya untuk enam bulan kedepan.
4)     Rapat Tahunan, yaitu rapat yang diadakan setiap setahun sekali. Contoh dari rapat ini adalah Rapat Pemegang Saham, Rapat Dewan Komisaris, Rapat Paripurna DPR, dsb.
d.     Menurut Frekuensinya, rapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1)     Rapat Rutin, yaitu Rapat yang sudah ditentukan waktunya. Contoh: Rapat mingguan, rapat bulanan, rapat tahunan, dsb
2)     Rapat Insidentil, yaitu rapat yang tidak terjadwal. Biasanya rapat ini membahas masalah yang bersifat penting dan harus diselesaikan bersama.

3.     Syarat-syarat Rapat Yang Baik
Rapat akan menghasilkan tujuan yang diharapkan, jika pelaksanaannya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  1. Suasana terbuka
Suasana yang terbuka berarti setiap peserta rapat siap menerima informasi dari siapapun. Hindari sikap saling mencurigai atau berprasangka negatif diantara sesama peserta rapat. Suasana rapat yang terbuka akan membangkitkan rasa kekeluargaan dan kerjasama yang tinggi diantara para peserta rapat.
  1. Tidak ada monopoli
Monopoli pembicaraan baik oleh pimpinan maupun peserta rapat yang lain harus dihindari. Karena suasana rapat dapat menjadi kaku dan peserta rapat yang lain menjadi pasif (tidak berpartisipasi). Semua pihak yang terlibat harus mempunyai hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya.
  1. Partisipasi aktif dari peserta rapat
Rapat yang baik apabila para peserta rapat turut aktif dalam memecahkan permasalahan yang dibahas dalam rapat. Peserta rapat hendaknya dapat menjadi pendengar yang baik saat diberikan penjelasan-penjelasan dan harus dapat memberikan sumbang saran atau pendapat yang positif saat kegiatan tanya jawab atau diskusi.
  1. Bimbingan dan pengawasan dari pimpinan rapat
Pemimpin rapat harus dapat memberikan bimbingan kepada seluruh peserta rapat agar mau berperan aktif dalam pelaksanaan rapat. Seorang pemimpin rapat juga harus dapat memonitor jalannya rapat sehingga pembahasan tidak menyimpang dari tujuan rapat.
  1. Perdebatan berdasarkan argumentasi bukan emosi
Perdebatan dalam rapat adalah hal yang biasa terjadi, namun jika perdebatan menjadi berkepanjangan dan tidak berdasarkan argumentasi yang benar akan mengakibatkan suasana rapat menjadi panas dan tegang, dan akhirnya rapat akan dimonopoli oleh peserta rapat yang saling berdebat. Oleh sebab itu hindari debat yang berkepanjangan. Perdebatan hendaknya berdasarkan alasan-alasan yang kuat atas dasar fakta bukan emosi.
  1. Pertanyaan singkat dan jelas
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rapat hendaknya cukup singkat, padat dan jelas sehingga mudah dimengerti oleh seluruh peserta rapat. Pertanyaan yang berliku-liku atau bertele-tele akan membuat pertanyaan menjadi tidak jelas atau cukup menyita waktu. Padahal dalam rapat, waktu sangat berharga.
  1. Disiplin Waktu
Membiasakan pelaksanaan rapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, akan membuat peserta rapat menjadi lebih disiplin dan pelaksanaan rapat menjadi lebih tertib.
  4.     Perencanaan dan Persiapan Rapat
Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan dalam mempersiapkan penyelenggaraan rapat, yaitu sebagai berikut:
  1. Why
Mengapa rapat perlu diselenggarakan?
Hal ini untuk menentukan tingkat urgensi dari rapat tersebut
  1. What
Apa masalah yang akan dibicarakan dalam rapat?
Hal ini untuk mempersiapkan agenda rapat.
  1. Who
Siapa saja yang akan diundang dalam rapat tersebut?
Hal ini untuk menentukan peserta rapat yang diundang
  1. Where
Dimana rapat akan diselenggarakan?
Hal ini untuk  menentukan tempat penyelenggaraan rapat
  1. When
Dimana rapat akan diselenggarakan?
Hal ini untuk menentukan hari, tanggal dan waktu rapat diselenggarakan
  1. How
Bagaimana rapat akan diselenggarakan?
Hal ini untuk menentukan apakah rapat tersebut akan diselenggarakan secara berkala atau hanya satu kali, tertutup atau terbuka, dengan bahan yang akan dibagikan terlebih dahulu atau dengan menggunakan LCD proyektor, tape, video dan alat lainnya.
Merencanakan dan mempersiapkan suatu rapat agar dapat berjalan lancar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena seorang sekretaris harus berhubungan dengan pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan suatu rapat.
Hal-hal yang menjadi tanggung jawab sekretaris dalam persiapan penyelenggaraan rapat adalah sebagai berikut:
  1. Membuat agenda rapat dan susunan acara rapat
Agenda rapat adalah daftar yang berisi pokok-pokok permasalahan yang akan dibicarakan dalam suatu rapat. Sedangkan susunan rapat adalah rincian atau penjabaran lebih lanjut dari topik-topik dalam agenda rapat. Sekretaris harus memastikan terlebih dahulu acara yang akan diadakan atau dilaksanakan pada suatu rapat dengan mengkonsultasikannya terlebih dahulu kepada pimpinan rapat. Acara tersebut harus disusun secara sistematis dengan membuat pokok-pokok acara secara garis besar.
Contoh Agenda rapat:
Contoh Susunan Acara Rapat:
  1. Menentukan Peserta Rapat
Dari agenda rapat yang telah dibuat dapat ditentukan siapa saja peserta yang akan diundang. Setelah sekretaris menyusun daftar para peserta rapat yang akan diundang, kemudian konsultasikan kembali dengan pimpinan rapat, apakah ada
 penambahan atau pengurangan peserta rapat.
  1. Membuat Undangan Rapat
Surat Undangan merupakan surat pemberitahuan yang sifatnya mengharapkan kehadiran seseorang untuk berpartisipasi dalam suatu acara tertentu di tempat dan pada waktu yang telah ditentukan.
Undangan yang dibuat hendaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu sebagai berikut:
a.     Menggunakan Kop atau Kepala Surat
b.     Mencantumkan no surat serta tanggal pembuatannya
c.      Mencantumkan perihal undangan rapat
d.     Mencantumkan nama-nama orang yang diundang rapat
e.     Mencantumkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat tersebut diselenggarakan
f.       Ditanda tangani oleh pejabat yang bertanggung jawab atas surat undangan tersebut.
g.     Waktu pengiriman undangan hendaklah jangan terlalu lama dari penyelenggaraan atau pelaksanaan rapat. Waktu yang terlalu lama akan memungkinkan seseorang untuk lupa. Seorang sekretaris harus dapat memperkirakan waktu pengiriman undangan agar para peserta rapat mempunyai cukup kesempatan untuk mempersiapkan kehadirannya pada pertemuan atau rapat tersebut. Sekretaris harus juga memperhitungkan waktu untuk mencetak undangan, memprosesnya hingga waktu pengirimannya.

Contoh Surat Undangan:
  1. Membuat Daftar Hadir Rapat
Ada 2 macam daftar hadir, yaitu buku tamu dan daftar hadir biasa (yang dibuat diatas selembar kertas). Daftar hadir digunakan untuk mengetahui jumlah peserta yang datang pada suatu rapat, untuk mengetahui jumlah item yang harus dipersiapkan seperti konsumsi, kursi, sebagai bahan penyusunan notula rapat, dan sebagainya.
Contoh Daftar Hadir Rapat:
5.     Mempersiapkan Bahan Rapat
Bahan-bahan rapat yang perlu dipersiapkan antara lain:
a.     Agenda Rapat
b.     Bahan-bahan yang akan dibicarakan dalam rapat (dapat berupa makalah, laporan-laporan, dsb)
c.      Notula/hasil rapat bulan yang lalu (apabila rapat tersebut merupakan kelanjutan dari rapat sebelumnya)
Bahan-bahan tersebut (b) disatukan dalam sebuah map dan harus telah tersedia untuk masing-masing peserta pada waktu rapat dimulai. Apabila bahan rapat tersebut memerlukan pemikiran yang panjang, maka harus telah dikirim bersama dengan pemberitahuan rapat/surat undangan, agar dapat dipelajarai terlebih dahulu.

6.     Mempersiapkan Peralatan dan Perlengkapan Rapat
Peralatan dan perlengkapan dalam rapat yang perlu dipersiapkan adalah:
a.     White board lengkap dengan spidol dan penghapus atau dapat pula berupa Flip Chart lengkap dengan spidolnya






b.     LCD proyektor lengkap dengan layarnya
c.      Sound system lengkap dengan microphonenya
d.     Map atau tas yang dipergunakan untuk menempatkan bahan-bahan rapat rapat


e.     Block note atau buku agenda lengkap dengan bolpointnya


f.       Name Tag untuk peserta


g.     Komputer atau Laptop
Dalam mempersiapkan peralatan dan perlengkapan rapat, sebaiknya dibuat dahulu daftar kebutuhan peralatan dan perlengkapannya agar dapat dipastikan berapa jumlah barang yang dibutuhkan.
Contoh daftar kebutuhan peralatan dan perlengkapan rapat:

7.     Mempersiapkan Ruang Rapat
Sekretaris harus memastikan terlebih dahulu jumlah peserta yang akan hadir dalam rapat. Apabila jumlah peserta rapat sedikit dapat menggunakan ruang rapat yang sudah tersedia di kantor. Namun apabila jumlah peserta rapat cukup banyak melebihi kapasitas ruang rapat di kantor, maka rapat dapat diselenggarakan di hotel atau gedung pertemuan. Untuk itu sekretaris perlu mencari dan memesan hotel atau gedung pertemuan. Bila rapat di selenggarakan di hotel atau gedung pertemuan, maka sekretaris harus memeriksa kepastian tempat, peralatan, konsumsi, dan akomodasinya. Hal-hal yang harus dipersiapkan sehubungan dengan pengaturan ruang rapat adalah sebagai berikut:
a.     Cahaya Penerangan
Bila ruangan tidak menggunakan penerangan bantuan (lampu) tetapi menggunakan penerangan cahaya sinar matahari, maka pengaturan tempat duduk harus disesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari tersebut.
b.     Ventilasi Udara
Usahakan agar udara di ruang rapat sejuk, karena ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin akan mengakibatkan konsentrasi para peserta rapat berkurang.
c.      Pengaturan Tempat Duduk
Dalam mengatur ruang pertemuan, selayaknya kita tidak begitu saja menerima apa yang tersedia dalam gedung. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dan beberapa tata letak yang bisa digunakan.
Pertimbangan letak meja dan kursi harus diatur sesuai tujuan dan isi acara. Bahkan tata letak pun harus lebih dipikirkan bila menuntut pendengar atau audien untuk berpartisipasi dan berinteraksi. Pilihlah ruangan yang memang membantu tujuan-tujuan tersebut.
Berikut beberapa tata letak ruangan yang bisa digunakan:
1.     Gaya Kelas (classroom style)
Tata letak ini membariskan meja dengan 2 atau 3 kursi. Meja-meja disusun menghadap bagian depan ruangan. Tata letak ini tepat untuk konferensi atau presentasi di mana presenternya sering memberikan informasi dan berdialog dengan peserta.
Layout:

2.     Gaya Teater (theater style)
Gaya Teater dibuat dengan deretan kursi yang menghadap ke depan ruangan. Terdapat pemisah seperti gang kecil antar kelompok. Tata letak ini dipakai untuk memaksimalkan ruangan dan presentasi kurang dari 2 jam. Cocok buat pertemuan yang menuntut pesertanya untuk mencatat.
Layout:
3.     Gaya Konferensi (conference style)
Meja 6 atau 8 kaki disatukan di tengah ruangan sebagai tempat berkumpul. Kursi-kursi ditempatkan di sekelilingnya. Tata letak ini cocok untuk sesi brainstorming di mana tidak ada yang namanya pimpinan rapat. Pun memiliki ruang yang cukup lapang buat semua peserta dan pandangan yang bebas pada masing-masing peserta.
Layout:
4.     Gaya U-Shape / Open Style
Meja 6 atau 8 kaki ditempatkan dari ujung ruangan ke ujung lainnya membentuk huruh U. Kursi-kursi ditempatkan di luar huruf U. Bagus untuk kelompok-kelompok kecil yang membutuhkan percakapan, baik antara presenter dan peserta atau peserta dengan peserta.
Layout:
5.     Gaya Hollow Square
Meja 6 atau 8 kaki ditempatkan dalam kerangka persegi panjang dengan ruang terbuka di tengahnya. Kursi-kursi diletakkan di luar sekeliling persegi panjang tersebut. Sama halnya dengan Gaya Konferensi, Tata letak ini cocok untuk sesi brainstorming di mana tidak ada yang namanya pimpinan rapat. Pun memiliki ruang yang cukup lapang buat semua peserta dan pandangan yang bebas pada masing-masing peserta.
Layout:


6.     Gaya Banquet
Digunakan untuk acara makan-makan dengan diameter meja sekitar 60 – 72 inci. Meja bundar yang disusun menyerupai bunga, berkapasitas sekitar 4, 8 atau 12 kursi.
Layout:
7.     Gaya Half Moon Rounds
Tata letak ini dibuat setengah lingkaran. Tempat duduk diletakkan setengah dari meja bundar. Semua peserta menghadap depan dan tidak ada yang membelakangi presenter.
Layout:
8.     Gaya Chevron or “V” Shape
Gaya Chevron memungkinkan diskusi kelompok kecil antar peserta setelah presenter memberikan materi pada semua peserta. Tata letak ini menghilangkan perasaan tertutup buat presenter dan peserta.
Layout:
9.     Gaya Herringbone
Sangat tepat untu pertemuan yang bersifat presentasi informatif. Presenter memberikan informasi diselingi dengan beberapa dalog dengan peserta. Herringbone menghilangkan perasaan tertutup buat presenter dan peserta.
Layout:
8.     Mempersiapkan Ruang Rapat
Pada rapat yang dilakukan lebih dari satu hari, seperti rapat paripurna atau rapat kerja, biasanya para peserta rapat akan diinapkan di suatu tempat. Untuk itu sekretaris harus mengatur pemilihan tempat yang cocok untuk pelaksanaan rapat tersebut mulai dari pemesanan tempat, pembagian kamar, hingga pengecekan terakhir akan kesiapan penginapan untuk peserta rapat.

9.     Transportasi
Jika suatu rapat tidak dilaksanakan di dalam kantor, tentunya transportasi para peserta rapat ke tempat rapat harus dipersiapkan. Jika harus menyewa mobil atau bus, sekretaris harus menyiapkannya.

10.  Konsumsi
Konsumsi rapat berupa makanan ringan (snack) atau makanan berat untuk para peserta rapat harus dipersiapkan agar para pesera rapat merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan rapat. Jika pelaksanaan rapat lebih dari satu hari, variasi makanan juga harus diperhatikan. Hal ini akan berdampak pada motivasi peserta dalam mengikuti kegiatan rapat.
Konsumsi berupa makanan ringan (snack) dan minuman dapat disajikan dengan cara berikut:
a.     Disajikan sebelum peserta rapat duduk
b.     Disajikan selama rapat berlangsung
c.      Disajikan pada waktu istirahat dengan cara mengambil sendiri
d.     Disajikan secara kombinasi. Pada awal rapat telah tersedia minuman dan saat istirahat para peserta rapat mengambil sendiri makanan dan minuman di tempat yang telah disediakan.

11.  Kesehatan
Untuk kegiatan rapat yang pelaksanaannya lebih dari satu hari, hendaknya disediakan unit kesehatan untuk menjaga kondisi kesehatan para peserta rapat.

12.  Pengecekan Persiapan Terakhir (Checking Terakhir)
Sebelum rapat dimulai atau pada H-1, sekretaris harus memeriksa segala persiapan untuk meyakinkan apakah segala sesuatunya telah siap untuk dipergunakan. Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain, sebagai berikut:
a.     Apakah kursi telah cukup sesuai dengan jumlah peserta rapat?
b.     Apakah letak tempat duduk sudah sesuai dengan fungsi dari setiap peserta rapat?
c.      Apakah semua alat perlengkapan rapat telah tersedia dalam ruang rapat dan berfungsi dengan baik?
d.     Apakah bahan-bahan atau materi rapat yang akan dipergunakan dalam rapat telah disiapkan dalam suatu map?
e.     Apakah Daftar hadir, agenda rapat, dan susunan acara telah disiapkan?

f.       Apakah konsumsi rapat telah dipesan/disiapkan?