Pasar oligopoli dari segi bahasa berasal
dari kata olio yang berarti beberapa dan poli yang artinya penjual adalah pasar
di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya
jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap
perusahaan memosisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan
pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk
pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya
dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktik oligopoli umumnya dilakukan
sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk
masuk ke dalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli
sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum
dengan menetapkan harga
jual terbatas, sehingga menyebabkan
kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi
tidak ada.
Struktur pasar oligopoli
umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen,
industri mobil, dan industri kertas.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun
1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori
perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan
reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini
sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel
Pasar Oligopoli juga bisa
didefinisikan : industri dengan sejumlah kecil perusahaan yang masing-masing
cukup mampu untuk mempengaruhi harga pasar dari output yang dihasilkannya. pasar
Oligopoli, Sedikit Produsen karena butuh biaya yang besar tapi banyak
Konsumennya
contoh; industri Penerbangan. Selain memiliki banyak bentuk dalam pasar oligopoli terdapat juga empat model yang umum dikenal yaitu model kolusi, model Cournot, model kurva permintaan yang patah dan model kepemimpinan harga.
contoh; industri Penerbangan. Selain memiliki banyak bentuk dalam pasar oligopoli terdapat juga empat model yang umum dikenal yaitu model kolusi, model Cournot, model kurva permintaan yang patah dan model kepemimpinan harga.
Perusahaan-perusahaan
yang memiliki kekuatan pasar dihadapkan pada empat keputusan penting yaitu
berapa output yang akan diproduksi, bagaimana memproduksinya, berapa input yang
akan diminta di masing-masing pasar dan berapa harga output yang akan
ditetapkan.
Dalam Ilmu Ekonomi, Pasar Oligopoli
didefinisikan sebagai suatu bentuk pasar yang terdiri dari beberapa produsen
atau penjual yang menguasai penawaran. Biasanya terdiri dari 2 sampai 10
penjual. Penguasaan penawaran dalam pasar oligopoly dapat dilakukan secara
independen atau sendiri-sendiri ataupun secara diam-diam bekerjasama.
Ciri keterkaitan yang khas pada
pasar Oligopoli adalah kebijakan penurunan harga barang oleh suatu perusahaan
cenderung akan diikuti oleh perusahaan lainnya. Hal ini tidak terjadi ketika
perusahaan lainnya menaikkan harga barangnya. Tiap-tiap perusahaan menetapkan
kebijakkannya sendiri-sendiri, dan setiap kebijakan yang telah dikeluarkan dari
suatu perusahaan akan segera di respon oleh perusahaan lainnya. Setiap perusahaan
yang ada dalam pasar Oligopoli berkeyakinan bahwa kebijakan dari suatu
perusahaan akan mempengaruhi penjualan dan keuntungan perusahaan lainnya.
Contoh pasar Oligopoli antara lain
pasar bagi perusahaan industry motor, Industri Baja, Industri rokok, Industri
sabun mandi, dll. Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar Oligopoli banyak
dijumpai karena didukung oleh teknologi yang sangat modern. Teknologi modern
akan memberikan efisiensi yang sangat optimum ketika jumlah produksi mencapai
jumlah yang sangat besar. Keadaan ini menimbulkan jumlah perusahaan yang
terlibat dalam pasar Oligopoli menjadi sangat sedikit.
Model-model Pasar Oligopoli
Begitu kompleksnya situasi dalam
pasar oligopoli, sehingga para ekonom mengembangkan berbagai model untuk
mengananlisis perilaku oligopolies. Sayangnya, tidak ada satupun model yang
dapat di terima secara umum sebagai model terbaik. Ada beberapa model oligopoli
yang di kembangkan para ahli ekonom sebagai berikut :
1.
Model Permintaan yang Patah (Kinked
Demand Model)
Model ini di kembangkan oleh
P.M.Sweezy (1939). Sweezy beranggapan bahwa kalau ada produsen dalam pasar
oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan kehilangan langganan
karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan harga. Namun
sebaliknya, produsen dalam pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan
menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang
lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga. Dalam hal ini para
produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi pasar oligopoli tidak dapat
memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan
harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga.
Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi, tetapi
tidak melakukan kolusi (kesepakatan).
2.
Model Cournot (Cournot Model)
Model Cournot yang disebut juga
duopoli dikembangkan oleh Augustin Cournot seorang ahli ekonomi berkebangsaan
Perancis pada tahun 1838. Asumsi utama dari model ini adalah bahwa jika
perusahaan telah menentukan tingkat produksinya, perusahaan tersebut
tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah perusahaan pesaingnya akan
menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar duopoli hanya terdapat dua perusahaan
yang menjual produk yang homogen, dengan demikian hanya terdapat satu harga
pasar. Harga pasar ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah total output yang
dihasilkan oleh dua perusahaan dengan permintaan pasar.
3.
Model Stackelberg (Stackelberg
Model)
Dalam model Stackelberg diasumsikan
bahwa di pasar terdapat dua perusahaan, satu bertindak sebagai pemimpin (leader
firm) dan satu perusahaan berlaku sebagai pengikut (follower). Perusahaan yang
bertindak sebagai pemimpin mempunyai kewenangan untuk menentukan jumlah output
yang akan dihasilkan untuk memperoleh keuntungan maksimum. Atas dasar jumlah
output yang telah ditentukan oleh perusahaan pemimpin ini, perusahaan pengikut
akan bereaksi sesuai dengan ketentuan pada model Cournot, yaitu menganggap bahwa
perusahaan pemimpin tidak akan mengubah tingkat outputnya.
4.
Model Perusahaan Dominan (The
Dominant Firm Model)
Model perusahaan dominan adalah
pengembangan lebih lanjut dari model Stackelberg. Dalam model ini juga terdapat
perusahaan dominan yang bertindak selaku pemimpin dasar serta
perusahaan-perusahaan lain sebagai pengikut. Perbedaannya adalah bahwa
perusahaan-perusahaan pengikut tidak bereaksi mengikuti model Cournut,
melainkan mereka bereaksi seolah-olah mereka berada dalam pasar yang bersaing
sempurna. Dengan demikian perusahaan-perusahaan pengikut bertindak sebagai
penerima harga (price taker), yaitu akan menerima berapapun harga yang
ditetapkan oleh perusahaan pemimpin dan akan menghasilkan output pada kondisi
dimana marginal costnya sama dengan tingkat harga.
Pasar Oligopoli memiliki ciri-ciri diantaranya :
1. Perusahaan menghasilkan barang yang homogen/standard dan barang
dengan jenis/corak beragam.
Industri dengan barang yang berstandar
merupakan industry yang menghasilkan bahan baku seperti produsen bensin,
Industri baja, semen, kimia dan industry penghasil bahan bangunan. Selain itu
beberapa perusahaan dalam pasar Oligopoli menghasilkan barang-barang dengan
jenis atau corak yang berbeda-beda seperti pada industry otomotif, sabun, telepon
selular dan elektronik lainnya.
2. Perlu promosi melalui iklan secara terus menerus.
Perusahaan dalam pasar Oligopoli yang
menghasilkan barang-barnag dengan jenis atau corak yang berbeda harus melakukan
promosi untuk mengenalkan produknya pada pembeli. Perusahaan harus
mengalokasikan dana cukup besar untuk
biaya promosi atau iklan ini. Tujuan promosi ini adalah untuk menarik
pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama. Untuk perusahaan penghasil barang
standar, biaya iklan relative lebih kecil dan promosi bertujuan untuk
memeligara hubungan baik dengan masyarakat.
3. Hanya terjadi beberapa perusahaan/Hanya terdapat sedikit penjual, biasanya antara 3 sampai 10 yang
menjual produksi substitusi. Pasar Oligopoli mempunyai kurva permintaan dengan
elastisitas silang atau croos elasticity of deman yang relative tinggi.
4. Terdapat rintangan yang menyebabkan perusahaan lain sulit memasukinya.
Perusahaan yang telah lama dan memiliki
pangsa pasar besar akan memainkan peranan untuk menghambat perusahaan yang baru
masuk ke dalam pasar oligopoli tersebut.
5. Hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai pasar.
Umumnya adalah penjual-penjual (perusahaan)
besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi). Karena ada ketergantungan
dalam perusahaan tersebut untuk saling menunjang. Contoh: bakrie group memiliki
pertambangan, property, dan perusahaan telefon seluler (esia)
6. Adanya saling ketergantungan antar perusahaan (produsen).
oligopolis merupakan market leader yaitu
penjual yang mempunyai pangsa pasar terbesar. Keputusan harga yang diambil oleh
suatu perusahaan harus dipertimbangkan oleh perusahaan yang lain. Kekuatan
harga tergantung pada cara harga itu ditentukan. Jika harga bukan merupakan
suatu kesepakatan, maka kekuatan harga menjadi lemah. Ketika suatu perusahaan
harga menurunkan harga, maka perusahaan lain akan cenderung melakukan penurunan
harga pula. Ketika harga dibuat dengan suatu kesepakatan antara perusahaan yang
ada dalam pasar Oligopoli, maka harga cenderung lebih kuat, tidak mudah untuk
diturunkan oleh suatu perusahaan.
7. Harga Jual Tidak Mudah Berubah.
Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar
tidak cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah
berubah, mungkin saja karena penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang
diluncurkan oleh suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun
apa bila tiba-tiba harga naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk
membeli produk ini dan bisa jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainya
yang menjual varian yang sama namu harga lebih murah dengan kualitas yang
hampir sama.
Pasar Oligopoli memiliki kelebihan sebagai berikut :
1. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli
Mengingat dalam oligopoli
ada kecenderungan adanya persaingan antar produsen baik dalam harga maupun bukan hal harga, maka
jika di antara produsen melakukan persaingan bukan dalam harga (seperti dalam
kualitas dan service/ pelayanan) akan ada kecenderungan konsumen untuk
mendapatkan mutu produk dan pelayanan secara baik.
2. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan
penjual
Jika produsen dalam pasar
oligopoli melakukan persaingan dalam harga, maka konsumen juga cenderung
mendapatkan harga yang stabil atau kalau pun berubah justru cenderung mengalami
penurunan.
3. Mampu melakukan penelitian dan Produsen
pengembangan produk
dalam pasar oligopoli
umumnya perusahaan besar, sehingga mempunyai dana untuk penelitian dan
pengembangan yang cukup.
4. Adanya penerapan teknologi baru
Pasar Oligopoli juga memiliki kelemahan sebagai berikut :
1. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama
antar oligopolis karena semangat bersaing kurang dan
terjadi pemborosan penggunaan sumber daya ekonomi, karena produsen tidak
beroperasi pada biaya rata-rata (AC) minimum, artinya perusahaan sering
beroperasi secara tidak efisien.
2. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
Ditinjau dari segi
distribusi pendapatan masyarakat, pasar oligopoli sering menimbulkan
ketidakadilan.
3. Pada pasar oligopoli sering terjadi eksploitasi
baik terhadap konsumen (pembeli) maupun pemilik faktor produksi.
4. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya
inflasi
5. Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
6. Bisa berkembang ke arah monopol
Faktor
Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata,
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk,
dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoly. Tekhnologi padat modal (capital
intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi
(biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalamskala
sangat besar. Keadaan diatas merupaka hambatan untuk masuk (barriers to
entry) bagi perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar
oligopoly hanya terdapat sedikit produsen.
Kompleksitas Manajemen
Berbeda
dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli,dan pasar
monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non
harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak
menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena dalam
industri oligopoli, kemampuan keungan yang besar saja tidak cukup sebagai modal
untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus mempunyai kemampuan
manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industry yang
persaingannya lebih kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memilki kemampuan
tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit
produsen.
Sifat Pasar Oligopoli
:
- Harga produk relative sama
- Perbedaan produk merupakan
kunci sukses
- Sulit masuk pasar, karena butuh
sumber daya yang cukup besar
- Perubahan harga akan di ikuti
perusahaan lainnya
Hubungan Antar Perusahaan Dalam Pasar Oligopoli
Ada dua macam bentuk
hubungan antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam pasar oligopoli
yaitu sebagai berikut :
1. Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive
Oligopoly)
Kesepakatan antara
perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan produksi
(kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan
menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing
perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga
pada OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah
produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan
harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa
pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada
banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama.
2. Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive
Oligopoly)
Persaingan
antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga dan
jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling
berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan
jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya (dari pesaingnya).
Terdapat
beberapa hal yang mungkin terjadi dalam pasar persaingan ini sehubungan dengan
tingkat harga dan jumlah produksi (produk yang dihasilkan relatif sama) yaitu
sebagai berikut :
1.
Bila terdapat satu
perusahaan yang mencoba memperbanyak jumlah produksinya agar harga jual
produknya relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya, maka biasanya
langkah ini akan diikuti oleh pesaing dengan menurunkan harga jual produknya.
2.
Bila satu perusahaan
mulai menurunkan harga jual produknya tanpa menambah jumlah produksinya dengan
maksud untuk menguasai pangsa pasar, maka langkahnya akan diikuti oleh
perusahaan lain, baik dengan cara menurunkan harganya semata atau menurunkan
harga dengan cara menjual lebih banyak produknya di pasar.
3.
Bila satu perusahaan
menaikkan harga jual produknya, baik dengan cara langsung pada penurunan harga
ataupun dengan cara mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan lain relatif
tidak akan mengikutinya.
Jenis Jenis Pasar
Oligopoli
Berdasarkan produk
yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Pasar Oligopoli Murni (Pure Oligopoly)
Jenis ini merupakan
praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat
identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral.
2. Pasar Oligopoli dengan Pembedaan (Differentiated Oligopoly)
Dampak
Positif Pasar Oligopoli
1.
Karena keuntungan yang besar maka
dapat menciptakan inovasi yang sangat berguna, bahkan lebih baik dari monopoli.
2.
Oligopolis biasanya menggunakan
sebagian dari kentungan mereka untuk Penelitian dan Pengembangan sehingga
memberi dampak positif bagi kemajuan teknologi
Dampak
negatif oligopoli terhadap perekonomian:
- Keuntungan yang yang terlalu
besar bagi produsen dalam jangka panjang
- Timbul inifisiensi produksi
- Eksploitasi terhadap konsumen
dan karyawan perusahaan seperti kasus monopoli
- Harga tinggi yang relatif
stabil (sulit turun) menunjang inflasi yang kronis
- Kebijakan pemerintah dalam
mengatasi oligopoli
- Pemerintah mempermudah masuknya
perusahaan baru untuk masuk kepasar untuk menciptakan persaingan
- Diberlakukannya undang-undang
anti kerja sama antar produsen.
Upaya untuk Mengatasi Pasar Oligopoli :
Untuk mengatasi dampak negatif pasar
oligopoli, maka pemerintah memberikan kebijakan sebagai berikut :
1. Memberikan aturan kemudahan bagi perusahaan
baru untuk masuk ke dalam pasar dan ikut menciptakan persaingan, seperti
masuknya Petronas dan Shell.
2. Memberlakukan undang-undang anti kerjasama
antar produsen, yaitu dengan di berlakukannya UU anti monopoli No. 5 Tahun 1999
3. Untuk mengawasi persaingan usaha di
Indonesia, pemerintah telah membentuk satu badan independen yaitu Komisi
Pengawas Persaingan Usaha yang di singkat dengan KPPU. Dengan adanya KPPU di
harapkan dampak negative oligopoly dapat di hindari.
Contoh yang
Berhubungan dengan Pasar Oligopoli
Industrusi transportasi udara dan TELKOM
mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli. Kedua industri ini sangat padat
moral, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai
lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke
dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang
terlibat.
Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.
Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu. Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik. Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.
Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu. Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik. Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan
mengalami tekanan dari publik, konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke
dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler
masih bersifat oligopolis dengan tarif yang sangat mahal. Lambat laun
produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan
pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan
sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak
item biaya yang dikurangi. Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat
tekanan yang kuat dari produk-produk GPRS, yang memberikan tarif cukup murah
untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang
semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang
lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon
akan lebih murah.
Contoh lainnya adalah masuknya Petronas
dan Shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir.
Pertamina kini memiliki pesaing. Untuk mempertahankan pasarnya Pertaminan harus
dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan
efektivitas dalam kegiatan usahanya.
JENIS-JENIS
PERSAINGAN DAN KARAKTERISTIKNYA
NO
|
KARAKTERISTIK
|
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
|
PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
|
PASAR OLIGOPOLI
|
PASAR MONOPOLI
|
1
|
Jumlah pesaing
|
Banyak
|
Beberapa hingga banyak (tapi tidak sebanyak persaingan
sempurna)
|
Beberapa
|
Tidak ada
|
2
|
Halangan
untuk masuk pasar
|
Tidak
ada
|
Agak
sulit
|
Sulit
|
Diatur
pemerintah
|
3
|
Kemiripan barang/jasa
|
Tidak ada bedanya
|
Memiliki cirri khas
|
Mirip/berbeda
|
Tidak ada barang pesaing
|
4
|
Kendali
harga
|
Tidak
ada
|
Bisa
mengendalikan tapi sedikit
|
Bisa
mengendalikan, perang harga, atau mengatur bersama.
|
Ada
kendali pada monopoli murni dan sedikit pada monopoli diatur
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar