1. Pengertian Kelompok dan Kelompok Kerja
A.
Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang
yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian
dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok juga dapat dikatakan
sebagai Kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu yang dipahami bersama. Kelompok
ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah,
atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi
kelompok.
Komunikasi
adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan
kepada orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi kelompok adalah komunikasi
yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti
dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael
Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai
interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang
telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah,
yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di
atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
a. Pengaruh kelompok pada perilaku
komunikasi
1) Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan
menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau
dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan
sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang
sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok, aturlah
rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan
anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan
seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan
anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
2)
Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya
mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton
kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert
Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek
pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai
situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang
meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan.
Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu
adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah
yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang
dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat
kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
3)
Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang
ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak
mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi
mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok
agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih
keras.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keefektifan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua
tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral
anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut
prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation).
Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya
kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak
informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat
memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat
dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1) Ukuran kelompok
Ukuran kelompok menentukan perilaku
keseluruhan dari suatu kelompok. Kelompok berukuran kecil lebih cepat
menyelesaikan tugas ketimbang kelompok yang besar. Jika suatu kelompok terlibat
dalam penyelesaian masalah, maka kelompok yang lebih besar secara konsisten
cenderung menyeleaikannya secara lebih ketimbang kelompok yang lebih kecil.
Karena kelompok yang besar
memperoleh masukan-masukan berbeda
dan variatif yang lebih banyak.
2) Jaringan
komunikasi
Jaringan komunikasi adalah sistem
jalur komunikasi yang menghubungkan pengirim dan penerima menjadi organisasi
sosial yang berfungsi. Jaringan ini mempengaruhi perilaku individu yang bekerja
didalamnya, dan posisi yang ditempati individu dalam jaringan memainkan peran
kunci dalam menentukan perilaku mereka dan perilaku orang-orang yang mereka
pengaruhi. Dengan demikian kelompok kerja akan menjadi efektif.
3) Kohesi kelompok
Kohesi kelompok merupakan perasaan
bersama-sama dalam kelompok dan merupakan kekuatan yang memelihara dan menjaga
anggota dalam kelompok. Menurut Hartinah (2009:72), kohesi kelompok adalah
sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota
kelompok tersebut.
4)
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah seseorang yang memimpin suatu organisasi atau institusi. Pemimpin adalah
orang yang mampu menggerakkan pengikutnya, artinya pemimpin tidak berdiri dan
bekerja sendiri, tetapi membutuhkan hal-hal lain yang masuk dalam komponen
kepemimpinan.
B.
Kelompok
Kerja
Kelompok
dan Tim adalah dua konsep yang berbeda. Kelompok (group) didefinisikan sebagi
dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara
bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja (work group) adalah kelompok
yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi
informasi, untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah
kewenangannya masing-masing. Atau dapat juga dikatakan Kelompok Kerja adalah kelompok yang
disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang
terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Kelompok kerja tidak memiliki
kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat didalam kerja kolektif yang
memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya kinerja mereka
sekedar kumpulan konstribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok.
Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang
lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu Tim
kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya
individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang
totalitas input para individunya.
a. Karakteristik Kelompok
Adanya karakteristik yang berbeda
dari setiap orang. Adanya interaksi diantara kumpulan orang tersebut. Adanya
tujuan bersama yang ingin dicapai.
b. Kelompok Kerja Formal
Kelompok Kerja Formal adalah
kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara resmi oleh manajer dimana
kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan
yang terkait dengan pencapaian
tujuan organisasi.
Bentuk Kelompok Kerja Formal:
1)
Kelompok kerja langsung
2)
Kepanitian
3)
Kelompok kerja temporal atau khusus
c. Kelompok Kerja Informal
Kelompok Kerja Informal adalah
Kelompok kerja disusun atau tersusun dengan sendirinya ketika beberapa anggota
dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak terkait langsung dengan
rencana-rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak langsung akan
mempengaruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi.
d. Norma dalam Kelompok Kerja
Norma adalah sesuatu yang
diterima dan disepakati oleh kelompok sebagai aturan yang mengontrol perilaku
dan tindakan mereka.
e. Solidaritas dan Integritas dalam
Kelompok Kerja
Pengertian
Solidaritas dan Integritas
adalah tingkat
kekompakan dan rasa memiliki, serta pandangan positif para anggota kelompok terhadap
kelompok mereka sendiri.
Membentuk
Solidaritas dan Integritas
dengan cara:
1) Memperkenalkan kompetisi atau persaingan
antar kelompok kerja dalam pengertian positif
2) Meningkatkan
tingkat interaksi antar anggota dalam kelompok kerja
3) Mengangkat
isu bersama berupa tujuan atau target-target yang harus dicapai bersama
f. Konflik dalam Kelompok Kerja
Ada bermacam-macam konflik yang
timbul dalam sebuah organisasi, diantaranya adalah:
1) Konflik
antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi
2) Konflik
antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi
3) Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam
sebuah organisasi
4) Konflik
antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi
5) Konflik
antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.
g. Sumber Konflik
Sumber
konflik dapat berasal dari beberapa faktor diantaranya:
1)
Faktor komunikasi
2)
Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi
3)
Faktor yang bersifat personal.
4)
Faktor lingkungan